Minggu, 28 November 2010

SMER MiG-17F Fresco-C Scale 1/48

Hello... My name Kusumah AR from Indonesia. This review model is first my project for aircraft 1/48 scale. I try to build this kit, SMER (Polish) MiG-17F Fresco-C Scale 1/48 with 11th Squadron/Angkatan Udara Republik Indonesia insignia (early 1970) for celebrating Indonesia Independence at August 17th 2011. When I buying this kit December 2009, pricing around USD 30. My opinion for kit SMER MiG-17F Scale 1/48 is not to bad. The panel lines is nice engraved, but to much deep. The precision parts also poor and needed more putty (especially between wings and fuselage). Cockpit interior was standard and I build like a manual. More point to me for this kit because SMER give option super decals for Angkatan Udara Republik Indonesia (maybe only regular kit MiG-17F Scale 1/48 with option Indonesian Air Force insignia), Egypt Air Force, Czechslovakia Air Force, and Polish Air Force. This kit also include some parts for build Lim-6bis variant (only for Polish Air Force). 


First step, I'm begining with build cockpit and colored the interior with base standar colour Tamiya XF-25 Dark Grey ( for dashboard & floor) and Tamiya XF-70 Dark Green (for ejection seat). For detailing, I used decal cockpit, Snowman Drawing Paintmarker (silver, black, yellow, red), and paint brush (for extra tools when painting specific details). Second my job is building fuselage, tailfin, completed main wings, back wings, landing gear, and drop tank. 


For smooth, I more used Tamiya putty and power glue. Don't forget install a bold steel 6 gram in front kit for stabilization when stand up. For glass canopy, I used Tamiya tape for masking. Finally I'm merge cokpit, fuselage, tailfin, main wings, back wings, glass canopy, and drop tank. Next my job is painting the body kit. I used Pylox Silver No.124 for colored the skin aircraft. For landing gear, I used Pylox Silver No.124 and Pylox Flat Black No.109A (only for tears).


After dry, I'm continued with decaling AURI insignia (with beautiful thunder in tailfin and main wings... And finally covered with Pylox Clear No.128. Because MiG-17F have afterburning ring in exhaust turbojet engine Klimov VK-1F, I colored this component with Pylox Gold No.123. For finishing, I weathering panel lines with Snowman Drawing Point (No.01,02, and 03), and merge the landing gear. I need 22 days for finished this kit.

Three Side Profile F-4J Phantom-II

F-4J Phantom-II VF-96 Fighting Falcons US Navy
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
File size : 968 kb
Sheet size : A3
File type : PDF (high resolution) & PNG
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Preview

Three Side Profile F/A-18D Hornet

F/A-18D Hornet VMFA(AW)-225 Vikings USMC
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
File size : 596 kb
Sheet size : A3
File type : PDF (high resolution) & PNG
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Preview

Jumat, 26 November 2010

Sukhoi Su-22M4 Fitter-K : The Last Fitter Variants

Secara umum, seluruh varian jet pembom-tempur buatan Uni Soviet ini setidaknya telah diproduksi sebanyak 2.867 unit antara tahun 1969-1990. Meski bukan lagi arsenal gress, keluarga Sukhoi Su-17/20/22 masih menjadi andalan di beberapa negara eks-Pakta Warsawa dan dunia ketiga. Salah satunya adalah Polandia yang mengoperasikan varian paling canggih, Su-22M4/5 Fitter-K.

Modernisasi Su-22M4 Fitter-K
Memasuki tahun 2010, sekitar 48 Su-22M4/UM3K masih menjadi kekuatan cadangan di jajaran armada tempur AU Polandia yang sudah diperkuat arsenal terbaru, F-16C/D Block-52. Varian Su-22M4 (nickname NATO = Fitter-K) merupakan varian terakhir dan tercanggih dari keluarga Fitter. Selain sebagai pesawat penyerang darat, Su-22M4 AU Polandia juga diberikan tugas sebagai pengintai dengan membawa pod kamera KKR-1 (bekas pakai Su-20R). Saat ini sisa armada Su 22M4/UM3K tergabung di unit 8th Tactical Squadron, Miroslawiec Air Base.

Sebuah Su-22M4 Fitter-K dari unit 7th Tactical Squadron AU Polandia bersiap mendarat usai melakukan atraksi terbang rendah pada acara Radom Air Show 2002. Memasuki tahun 2012, AU Polandia masih mengoperasikan sejumlah Su-22M4/M5/UM3K.

Dengan bergabungnya Polandia menjadi anggota NATO, maka suka tidak suka AU Polandia harus menyelaraskan arsenal yang dimiliki dengan standar NATO. Untuk itu sebagian armada Su-22M4 dilengkapi dengan berbagai avionik buatan Barat seperti HUD, ILS, INS, TACAN, HOTAS, GPS, hingga dipasangi radar Phantom lansiran Thomson CSF dan Phazotron. Radar Phantom dipasang untuk menggantikan perangkat laser rangefinder Klen-54. Su-22M4 hasil upgrade ini dikenal sebagai Su-22M5. Meski uzur, armada Su-22M4 Fitter-K AU Polandia masih bisa diandalkan dalam beberapa tahun ke depan sambil menunggu armada F-16C/D operasional secara penuh. Selain varian Su-22M4/5, AU Polandia juga mengoperasikan beberapa versi latih Su-22UM3K Fitter-G yang juga menjalani paket upgrading pada perangkat navigasi serta komunikasinya. Selain AU Polandia, negara eks-Pakta Warsawa terakhir yang diketahui masih menyimpan armada Su-22 Fitter kemungkinan adalah AU Slovakia (varian Su-22M4/UM3K). Di luar eks-Pakta Warsawa, negara yang masih aktif mengoperasikan keluarga Fitter (berdasarkan data tahun 2011) antara lain Angola (Su-22M4), Libya (Su-22M3/M4/UM3K), Vietnam (Su-22M4/UM3K), dan Peru (Su-22M4/UM3K).

Dinasti Keluarga Fitter
Pada tahun 1963, seorang teknisi dari Sukhoi OKB bernama Nikolai Zyrin melakukan modifikasi penggunaan sayap sayung (variable geometry wing) pada varian Su-7BM Fitter-A. Sayap utamanya bisa diposisikan dalam tiga sudut derajat, yakni 28, 45, dan 62. Pengaturannya masih menggunakan tuas alias manual. Su-7BM hasil modifikasi ini dikenal sebagai Su-7IG Fitter-B dan terbang perdana 2 Agustus 1966 dengan pilot uji Vladimir Ilyushin. Setelah melakukan beberapa penyempurnaan, Sukhoi OKB kemudian melansir Su-17 Fitter-B dengan mesin Lyulka AL-7F-1 (thrust  = 9.000 kg atau 19.841 lb) pada tahun 1969, disusul tipe Su-17M Fitter-C pada tahun 1971. Fitter-C menggunakan mesin baru Lyulka AL-21F-3 (thrust = 11.500 kg atau 25.300 lb) dan diekspor ke Mesir, Polandia, dan Syria dengan kode Su-20.

Sebuah Su-20R milik AU Polandia tengah diparkir di landasan Pangkalan Udara Slupsk, Mei 1992. Su-20R merupakan varian intai-tempur yang biasa membawa tabung kamera KKR-1.

Selain itu dibuat pula versi pengintainya, yakni Su-17R Fitter-C (kode ekspor = Su-20R) yang membawa tabung kamera KKR-1. Akhir Desember 1973, Sukhoi OKB kembali melansir varian terbaru, yakni tipe Su-17M2 Fitter-D (kode ekspor = Su-20M) yang dilengkapi berbagai avionik canggih untuk ukuran Rusia saat itu macam laser rangefinder ASP-17, RSBN-6S short-range navigation, dan radar navigasi DISS-7.

Su-22M2 Fitter-F AU Peru dengan kamuflase hutan tropis. Pada tanggal 24 April 1992, Su-22M2 AU Peru menyerang satu pesawat kargo C-130H Hercules USAF dan menewaskan satu orang awaknya. Aksi lainnya adalah saat meletus Perang Peru-Ekuador (Alto Cenepa War) tahun 1995, dimana dua Su-22M2 AU Peru berhasil ditembak jatuh dua Mirage F-1 AU Ekuador pada tanggal 10 Februari 1995.

Tanggal 31 Januari 1975, varian Su-17M2D bermesin Tumansky R-29BS-300 (thurst = 12.000 kg atau 26.400 lb) berhasil terbang perdana. Varian ini diekspor antara lain ke Irak dan Peru dengan kode Su-22 Fitter-F. Kelak AU Peru meng-upgrade armada Su-22 miliknya menjadi varian Su-22M2 Fitter-F yang dilengkapi refuelling probe. Selain itu Sukhoi OKB juga melansir varian latih dari Su-17M2, yakni Su-17UM Fitter-E. Berdasarkan Fitter-E, diturunkan pula varian Su-17M3 Fitter-H. Pada varian ini ruang kokpit bagian belakang dijadikan internal fuel tank dengan kapasitas 4.850 liter. Avionik yang digunakan pun lebih canggih, seperti pemasangan perangkat Klen-54 laser rangefinder dan upgading wiring system yang memungkinkan pemasangan dua rudal air to air R-60 (kode NATO = AA-8 Aphid) atau R-3S (AA-2 Atoll). Versi ekspor Su-17M3 (untuk negara dunia ketiga) yang kemampuan avioniknya dikurangi dikenal sebagai Su-22M Fitter-J. Avionik Su-22M setara dengan Su-17M2 Fitter-D, namun mesin yang digunakan tipe R-29. Sedangkan varian ekspor Su-17M3 untuk negara Pakta Warsawa dikenal sebagai Su-22M3 Fitter-J. Semua versi ekspor Su-17 tidak bisa membawa senjata nuklir.

Varian latih-tempur Su-22UM3K Fitter-G dari unit 7th Tactical Squadron AU Polandia. Varian ini memiliki kokpit dengan awak ganda untuk keperluan latih maupun tempur penuh. Su-22UM3K ini merupakan pengembangan dari varian Su-22UM Fitter-E.
Varian Su-22M4 Fitter-K dengan grafiti spesial tengah bersiap untuk melakukan demo udara bersama varian Su-22UM3K Fitter-G pada acara Radom air Show 2002. Keduanya merupakan armada tempur 7th Tactical Squadron AU Polandia.

Tahun 1978 Sukhoi OKB membuat varian latih dari Su-17M3, yakni Su-17UM3 Fitter-G. Varian ekspornya yang menggunakan mesin Tumansky R-29 dikenal sebagai Su-22UM3, sedangkan yang memakai mesin Lyulka AL-21 diberi kode Su-22UM3K. Terakhir Sukhoi OKB melansir Su-17M4 Fitter-K (kode ekspor = Su-22M4) yang terbang perdana 19 Juni 1980 dengan pilot uji Yuri A. Yegorov. Kokpit pada varian Fitter-K dipenuhi avionik terbaru seperti perangkat navigasi RSDN (setara LORAN buatan AS), INS, Klen-54 laser rangefinder, RWR tipe SPO-15LE Sirena, hingga pod BA-58 Vjuga untuk memandu penembakan anti-radiation missiles macam Kh-28 (kode NATO = AS-9 Kyle), Kh-25ML (kode NATO = AS-11 Karen), serta Kh-29L/T (kode NATO = AS-14 Kedge). Terakhir muncul varian Su-22M5 hasil upgrade Su-22M4 dengan avionik Perancis.

Pengalaman Perang
Cerita seru tentang keluarga Fitter di medan perang terjadi saat terjadinya Insiden Teluk Sidra (19 Agustus 1981) dimana dua Su-22M3 AU Libya ditembak jatuh dua F-14A Tomcat US Navy. Selain itu Fitter terlibat juga dalam berbagai pertempuran di dunia seperti Perang Afghanistan (1979-1988), Perang Iran-Irak (1980-1988), Perang Angola (1975-1988), Perang Teluk-I (1990-1991), dan Konflik Peru-Ekuador (1995). Sayangnya prestasi tempurnya agak suram. Seringkali Fitter harus berhadapan dengan jet tempur spesialis dogfight atau rudal anti-pesawat portabel (MANPADS) yang letal macam Stinger, SA-7, hingga Blowpipe. Di Afghanistan, tiga Su-22M3 berhasil dirontokkan F-16A Pakistan dan belasan lainnya oleh rudal Stinger Mujahidin. Puluhan Fitter Irak juga berhasil dirontokkan oleh F-14A Iran selama perang Iran-Irak dan F-15C USAF pada Perang Teluk-I. Terakhir, dua Su-22M2 milik AU Peru berhasil dirontokkan Mirage F-1JA AU Ekuador tanggal 10 Februari 1995 saat berlangsungnya Alto Cenepa War. Saat ini negara-negara yang masih mengoperasikan Su-22 seperti Angola, Libya, dan Yaman masih aktif menggunakannya untuk menggempur kelompok-kelompok perlawanan dalam negeri.

Salah satu dari delapan Su-22M4 Fitter-K AU Angola yang masih operasional hingga saat ini (2010). Pesawat-pesawat Su-22M4 Angola merupakan bekas pakai AU Cekoslovakia yang dijual pada tahun 1993.
Dua Su-22M3 Fitter-H dari Skadron Pembom-Tempur 1032 AU Libya sedang disiapkan untuk mengikuti demo terbang dalam acara Libyan Aviation Confrence & Exhibition 2009 di Pangkalan Udara Mitiga, Tripoli. Saat terjadi perang saudara tahun 2011, Rezim Moamar Khadafi banyak menggunakan armada Fitter untuk menggempur posisi gerilyawan oposisi sebelum akhirnya dihentikan oleh serangan udara balasan dari NATO.

Operator Su-17/20/22
Total 2.867 Su-17 beserta turunannya diproduksi oleh Sukhoi OKB, dimana 1.165 diantaranya diekspor ke 17 negara. Varian Su-17M, Su-22M, dan Su-22M3 merupakan varian yang paling banyak diproduksi, yakni sekitar 1.000 unit. Berikut ini negara yang pernah mengoperasikan Su-17/20/22 : CIS (Armenia, Azerbaizan, Belarusia, Rusia, Turkmenistan, Uzbekistan, Ukraina), Afghanistan, Aljazair, Angola, Bulgaria, Cekoslovakia, Hungaria, Irak, Iran, Jerman Timur, Korea Utara, Libya, Mesir, Peru, Polandia, Syria, Vietnam, dan Yaman.

Dua Su-22M4 Fitter-K AU Republik Ceko mendarat di Pangkalan Udara RAF Fairford (Inggris) untuk mengikuti acara International Air Tatoo 1995. AU Republik Ceko memensiunkan sisa armada Fitter-nya yang terdiri dari 31 Su-22M4 dan 5 Su-22UM3K pada tahun 2002.

Spesifikasi Su-22M4 Fitter-K
  • Kru : 1 (pilot)
  • Panjang : 19,02 m 
  • Lebar sayap : 13,68 m (spread) atau 10,02 m (swept)
  • Luas sayap : 38,50 meter square (spread) atau 34,50 meter square (swept)
  • Tinggi : 5,12 m
  • Berat kosong : 12.160 kg
  • Berat maksimum : 16.400 kg
  • Berat maksimum take-off : 19.430 kg
  • Mesin : 1 x Lyulka AL-21F-3 afterburning turbojet dengan daya dorong maksimum 109,8 kN atau daya dorong normal 76,4 kN
  • Kecepatan maksimum : 1.860 km/h (at altitude)
  • Radius tempur : 1.150 km ( mode hi-lo-hi dengan muatan senjata 2.000 kg)
  • Ketinggian maksimum : 14.200 m
  • Rate of climb : 230 m/s
  • TWR : 0,68
  • G-force limit : 7g
  • Airframe lifespan : 2.000 jam
  • Senjata internal : 2 x Nudelman Rikhter NR-30 kaliber 30 mm (80 peluru/kanon)
  • Payload : 4.000 kg untuk muatan senjata dan tanki bahan bakar eksternal
  • Rudal anti-pesawat (air to air missile) : R-3S, R-60, R-73
  • Rudal serang darat (air to surface missile) : Kh-23, Kh-25ML, Kh-29L/T/D
  • Rudal anti-radiasi (anti-radiation missile) : Kh-27PS, Kh-28, Kh-58
  • Cannon pod : SPPU-22-01
  • Bom : hampir semua jenis bom konvensional dan bom pintar standar Uni Soviet bisa dibawa pada cantelan senjatanya
  • Roket : S-5, S-8, S-13

Kamis, 25 November 2010

Mikoyan Gurevich MiG-23MF/MS/ML/MLA/MLD Flogger Side Profile

MiG-23MF Flogger-B from 28th PLM Polish Air Force, Redzikowo AB (Poland) circa 1999.

MiG-23MF Flogger-B from 1023rd Sqn Libyan People's Air Force, Okba Ben Nafi AB/Mitiga International Airport (Libya) circa 2007.

MiG-23MF Flogger-B from Cuban Air Force, Playa Baracoa AB (Cuba) circa 1987.

MiG-23ML Flogger-G from 1023rd Sqn Libyan People's Air Force, Okba Ben Nafi AB/Mitiga International Airport (Libya) circa 2007.

MiG-23ML Flogger-G from Cuban Air Force, Santa Clara AB (Cuba) circa 1995.

MiG-23ML Flogger-G from Angola Air Force, Luanda AB (Angola) circa 1987.

MiG-23ML Flogger-G from JG-9 East Germany Air Force, Peenemunde AB (East Germany) circa 1991.

MiG-23ML Flogger-G from JG-9 East Germany Air Force, Peenemunde AB (East Germany) circa 1991.

MiG-23MLD Flogger-K from State Flight Testing Center Akhtubinsk AB (Russia) circa 1992.

MiG-23ML Flogger-G from Iraqi Air Force, Al Bakr AB (Iraq) circa 2003.

MiG-23MLD Flogger-K from 28th GvIAP PVO, Andreapol AB (Russia) circa 1992.

MiG-23MS Flogger-E from 1023rd Sqn Libyan People's Air Force, Okba Ben Nafi AB/Mitiga International Airport (Libya) circa 1996.

MiG-23MLD Flogger-K from 201st IAP PVO, Minsk-Machulischi AB (Belorussia) circa 1992.

MiG-23MS Flogger-E from Iraqi Air Force, Al Bakr AB (Iraq) circa 2003.

MiG-23MLD Flogger-K from 883rd IAP VVS, Juterborg AB (East Germany) circa 1992.

Mikoyan Gurevich MiG-21 Fishbed Side Profiles Poster Vol.01

Arabian MiG-21 Fishbed
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
File size : 412 kb
Sheet size : A3
File type : PDF (high resolution)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Preview

Merakit Model Kit Pesawat

Mengenal Dunia Model Kit

Kegiatan merakit model kit pesawat supaya mirip aslinya bisa jadi merupakan sebuah keasyikan tersendiri. Model yang awalnya hanya berupa potongan-potongan plastik kecil ini memang memerlukan perjuangan ekstra keras dan waktu yang cukup lama hingga bisa menjadi model utuh yang siap dipajang dan menarik perhatian orang yang melihatnya. Meski bukan model yang dapat diterbangkan (aeromodeling), peminat hobi ini cukup banyak karena lebih terjangkau dan sangat mengutamakan detail... Hobi ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1937 dan mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 70-an. Merk-merk yang banyak beredar di Indonesia antara lain Academy (Korea Selatan), Italeri (Italia), Tamiya (Jepang), Trumpeter (Cina), Hasegawa (Jepang), Fujimi (Jepang), Hobby Boss (Cina), Dragon (Hongkong), Testor (AS), ESCI (Italia), Kopro (Cekoslovakia), Revell AG (Jerman), dan Zvedza (Rusia). 


Model-model yang dapat dirakit cukup beragam, seperti pesawat terbang, kapal laut, tank, berbagai macam kendaraan tempur, helikopter, motor, mobil sport, satelit, hingga figur manusia. Hobi ini cukup bisa mengasah kesabaran serta kreatifitas, karena menantang pembuatnya mewujudkan sebuah model yang sangat mirip dengan aslinya, bahkan bisa diaplikasikan dalam bentuk diorama. Namun diperlukan ketekunan dan kesabaran yang luar biasa untuk dapat mewujudkan sebuah model yang semirip dan sedetail aslinya. Dan di antara banyak kategori, jenis pesawat terbanglah yang paling tinggi tingkat kesulitan dalam proses perakitannya. 


Di kategori pesawat ada pembagian skala secara umum, yakni 1:200, 1:144, 1:100, 1:72, 1:48, 1:32 dan 1:24. Untuk urusan kualitas, bisa dibilang relatif. Namun secara umum produk-produk keluaran Jepang seperti Hasegawa, Tamiya, dan Fujimi berada di peringkat pertama untuk urusan detail dan harga. Jika mencari model yang terjangkau dengan kualitas yang lumayan, produk Academy, Italeri, atau Trumpeter bisa menjadi pilihan. Sedangkan bagi anda yang ngefans dengan pesawat-pesawat asal Blok Timur, merk-merk asal Eropa Timur seperti KP Models, Amodel, Mastercraft, atau Zvedza bisa jadi rujukan karena orientasi produknya memang lebih condong untuk membuat model berbagai jenis pesawat keluaran Rusia.


Tips Merakit Model Pesawat

Peralatan yang dibutuhkan untuk membangun sebuah model cukup banyak. Mulai dari amplas halus, dempul, cat, kuas, cutter, pinset, gunting, spray gun, kompresor, hingga bor. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memotong tiap bagian parts dari rantingnya (sprue) dan membersihkan sisa-sisa cetakan plastik yang masih melekat. 


Untuk model pesawat tempur, umumnya yang dirakit terlebih dahulu adalah bagian kokpit, kemudian dilanjutkan dengan bagian fuselage dan sayap. Umumnya setelah selesai merakit bagian-bagian utama model seperti sayap (wings) dan badan (fuselage), model sudah dapat dikatakan 50% telah jadi, namun masih harus dirapikan terlebih dahulu. Biasanya ada celah (gap) diantara sambungan parts yang wajib disumpal dempul dan dihaluskan dengan amplas. Setelah itu proses pengecatan pun bisa dimulai. 


Beberapa pabrikan model kit seperti Tamiya dan Testor mengeluarkan pula produk cat, dempul, hingga kuasnya secara terpisah. Untuk cat khusus model kit terdiri dari dua jenis, yaitu enamel atau akrilik. Menggunakan jenis cat spray macam Pylox pun tidak masalah. Namun perakit memang harus selektif dalam pemilihan cat (beserta thinner-nya), karena kalau jenisnya tidak cocok bisa-bisa menimbulkan kerusakan pada plastiknya. Teknik pengecatan terbaik adalah dengan menggunakan air brush.


Umumnya tampilan pesawat tempur serta mesin perang lainnya terlihat kusam, tidak mengkilat ala mobil balap atau motor di showroom. Untuk itu, biasanya para modeller profesional membuat efek tiga dimensi seperti efek karat, gosong, hingga flek akibat gesekan udara pada pesawat modelnya. Istilah kerennya disebut weathering. Baru setelah itu giliran decal (stiker berpelarut air) yang dipasang dan kemudian dilabur cat bening (clear paints) atau clear coat  supaya  decal-nya menyatu dengan badan pesawat. Untuk mendongkrak penampilan, berbagai aksesoris persenjataan dan komponen roda pendarat dapat dipasang. Setelah selesai, model pun dapat dipajang ditempat yang anda suka.


Untuk kelas modeller profesional, mereka umumnya seringkali meng-upgrade pesawat modelnya. Mereka biasanya tidak puas dengan parts standar asli pabrik. Misalnya untuk kelengkapan kokpit, kita dapat membeli parts tambahan seperti panel kokpit dan kursi lontar yang tentunya lebih detail. Komponen tambahan ini bisanya terbuat dari logam (photoeteched) atau resin. Begitupun dengan persenjataan dimana ada pabrikan yang menjualnya secara terpisah seperti Hasegawa Weapons Seat Series.


Kita juga dapat membeli paket konversi untuk meng-upgrade subvarian model pesawat yang akan kita rakit. Selain itu decal pabrikan juga ada yang dijual  secara terpisah. Decal-decal tambahan itu dapat memudahkan perakit untuk membangun model pesawat dengan logo Angkatan Udara atau Angkatan Laut suatu negara yang diinginkan. Dengan adanya opsi-opsi tambahan itu tentunya membuat acara merakit menjadi lebih menyenangkan.